Rabu, 30 Oktober 2013

Karya Ilmiah



Pengertian Karya Ilmiah

Karya ilmiah merupakan tulisan yang disusun dengan metode ilmiah, yakni metode yang berdasarkan cara berpikir yang sistematis dan logis. Menurut Eko Susilo, M (1995:11), Karya Ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuanya dan di dasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematis penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya/ keilmuannya. Menurut Jones (1960) Karangan ilmiah dibagi menjadi dua, diantaranya:
1.      Karangan ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat tertentu (Profesional) yang biasanya bersifat karya ilmiah tinggi yang disebut dengann karya ilmiah.
2.      Karanngan ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat umum yang disebut dengan istilah karangan ilmiah populer.
Karya ilmiah harus bersifat impersonal, yang berbeda dengan novel yang pengarangnya bisa ber-aku, kamu, dan dia. Kata ganti yang digunakan dalam karya ilmiah harus bersifat umum, misalnya, penulis, peneliti. Penulis tidak boleh menyatakan proses pengumpulan data dengan kalimat seperti “Saya bermaksud mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner’. Kalimat yang harus digunakan, misalnya, “ Di dalam mengumpulkan data penelitian ini, , peulis menggunakan kuesioner”. Dalam kalimat tersebut kata ganti saya diganti penulis, atau bisa juga peneliti. Cara lainnya dengan menyatakan  dalam kalimat pasif, misalnya, “Di dalam peneliotian ini, digunakan kuesioner. Di dalam kalimat tersebut , subjek penelitian dinyatakan secara tersurat. Dalam komunikasi ilmiah, memang penulis diharapkan sering mempergunakan kalimat pasif seperti contoh di atas.
Karya ilmiah memerlukann kelugasan dalam pembahasannya. Karya ilmiah menghindari penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ganda. Karya ilmiah mensyaratkan ragam yang memberikan keajekan dan kepastian makna. Dengan kata lain, bahasa yang digunakannya itu harus reproduktif. Artinya, bila penulis menyampaikan informasi yang katakanlah berupa x, maka pebaca harus menerima informasi itu yang berupa x pula. Informasi x yang dibaca harus merupakan reproduksi yang benar-benar sama dari informasi x yang ditulis.
Ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah haruslah lugas. Makna yang terkandung dalam kata-katanya harus di ungkapkan secara eksplisit guna mencegah timbulnya pemberian makna yang lain. Untuk itu, dalam karya ilmiah, kita sering mendapatkan definisi atau batasan dari kata atau istilah-istilah yang digunakan. Umpamanya, jika dalam karya itu digunakan kata seperti frasa atau klausa, penulis itu harus terlebih dahulu menjelaskan arti kedua kata itu sebelum ia melakukan pembahasan yang lebih jauh. Hal tersebut penting dilakukan untuk menyamakan persepsi antara penulis dengan pembaca atau untuk menghindari timbulnya pemaknaan lain oleh pembaca terhadap maksud kedua kata itu.
Berdasarkan kata di atas,  dapat dirumuskan ciri-ciri karya ilmiah sebagai berikut.
1.      Masalah diungkapkan dan dipecahkan secara ilmiah atau dengan metode-metode keilmuan. Metode keilmuan tampak pada penggunannya yang mengutamakan kelogisan, fakta atau evidensi yang terpercaya serta analisis yang objektif.
2.      Pendapat-pendapat yang dikemukakan berdasarka fakta dan tidak berdasarkan imajinasi, perasaan, ataupun pendapat yang bersifat subjektif (impersonal).


Struktur Karya Ilmiah
Suatu karya ilmiah terdiri atas beberapa bagian. Bagian-bagian itu secara garis besar telah diperkenalkan oleh penulis. Beberapa bagian penting dari suatu karya ilmiah ,yaitu:
1.        Halaman Judul
Judul dalam karya ilmiah dirumuskan dalam satu frasa yang jelas dan lengkap. Judul mencerminkan antar variabel. Istilah hubungan disini tidak selalu mempunyai makna korelasional, ataupun determinatif. Judul juga mencerminkan konsistensi dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian, dan metode penelitian.
Secara umum, terdapat dua model perumusan judul karya ilmiah, yaitu:
1.      Model Judul Untuk Kaya Populer
Karya-karya populer, seperti artikel untuk koran dan majalah, cenderung menggunakan judul-judul yang singkat dan provokatif. Bahasa yang digunakannya pun adalah bahasa-bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat pada umumnya.
Contoh:
2.      Model Judul Untuk karya Ilmiah
Jenis karya seperti ini seperti laporan penelitian, menghendaki perumusan secara lengkap, yakni meliputi:
a.       Masalah yang diteliti,
b.      ruang lingkup penelitian,
c.       tujuan penelitian,
d.      subjek penelitian,
e.       metode penelitian.
Contoh:
AKTIVITAS PERGAULAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif tentang Kecerdasan Emosi dan Intelektual Siswa SMA Labschool UPI bandung Tahun Pelajaran 2012/2013?

Dari judul diatas, dapat kita ketahui bahwa:
a.       masalah yang diteliti         : aktivitas pergaulan dan prestasi belajar siswa
b.      ruang lingkup penelitian    : kecerdasan emosi dan intelektual siswa
c.       tujuan penelitian                : siswa SMA Labschool UPI Bandung tahun pelajaran 2012/2013
d.      metode penelitian              : deskriptif-komparatif
Penulisan judul dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan menggunakan huruf kapital semua kecuali pada anak judulnya; Kedua, dengan menggunakan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertamanya. Apabila cara kedua yang akan digunakan, maka kata-kata penghubung, seperti dengan dan tentang serta kata-kata depan seperti di, dari, dan ke huruf pertamanya tidak boleh menggunakan huruf kapital. Di akhir judul tidak boleh menggunakan tanda baca apa pun, termasuk titik ataupun koma.
Contoh:
            Hidup Sukses dengan Logika Tuhan
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah pemenggalan judul. Judul untuk karya ilmiah umumnya panjang-panjang. Oleh karena itu, mau tidak mau judul tersebut harus dipenggal oleh pergantian baris. Pemenggalan judul tidak boleh dilakukan sembarangan, tetapi harus dilakukan berdasarkan hubungan terdekatdari kata-kata pembentuk judul itu.
Contoh:
Benar
Aktivitas Pergaulan
dan Prestasi Belajar Siswa
Salah
Aktivitas Siswa dan
Prestasi Belajar Siswa
Selain judul itu sendiri, dalam halaman judul dicantumkan pula pokok-pokok berikut.
a.       Jenis karya (laporan buku, skripsi, tesis, disertsi).
b.      Keterangan tentang jenis karya (misalnya, Tugas untuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan pada Jurusan PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia).
c.       Kata oleh, nama penulis, dan jurusan serta nomor induk mahasiswa.
d.      Tempat dan tahun.
Secara teknis penyusunan halaman judul ituu adalah sebagai berikut.
a.       Judul karya diketik kira-kira 4 cm dari pinggir atas dengan mempergunakan huruf kapital. Apabila judul itu memerlukan dua baris, antara baris pertama dan kedua diberi jarak dua spasi. Pemenggalan judul harus memerhatikan hubungan maknanya.
b.      Pada jarak 2,5 cm atau 5 spasi dari judul (dari baris kedua), diketik etiket jenis karya itu, misalnya: Skripsi. Etiket harus diketik dengan huruf kapital.
c.       Di bawahnya, dalam jarak dua spasi dicantumkan keterangan tentang etiket itu, misalnya: Tugas untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Jurusan PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Keterangan ini ditulis dengan huruf kecil kecuali pada huruf awalnya. Apabila keterangan tersebut memerlukan dua baris atau lebih, maka pemenggalannya harus memerhatikan hubungan maknanya.
d.      Dalam jarak kira-kira 2,5 cm atau 5 spasi dibawah keterangan tersebut dicantumkan logo lembaga pendidikan.
e.       Dalam jarak 2,5 cm atau 5 spasi dibawah logo, dicantumkan kata oleh dengan mempergunakan huruf kecil.
f.       Dibawah kata oleh dalam jarak 2,5 cm atau 5 spasi, dituis nama pengarang dengan mempergunakan huruf kapital. Dua spasi di bawahnya boleh dicantumkan nama jurusan dan nomor mahasiswa.
g.      Pada jara 2,5 cm atau 2 spasi dibawahnya dengan menggunakan huruf kapital, diketik nama lembaga, yakni nama jurusan, fakultas, dan universitas. Masing-masing nama tersebut sebaiknya diletakkan dalam baris yang berbeda.
h.      Pada jarak 1 cm atau 2 spasi dibawah itu, dicantumkan tahun pencetakan atau penerbitan karya.
2.        Halaman Persembahan
Bagian ini sebenarnya tidak terlalu penting. Pencantuman bagian tersebut, semata-mata berdasarkan pertimbangan penulis sendiri. Persembahan tersebut jarang melebihi satu halaman dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja. Misalnya, Dipersembahkan kepada ibu dan ayahanda tercinta,.... Dalam halaman yang sama, penulis dapat pula menuliskan moto atau ayat-ayat dari kitab suci yang merupakan prinsip atau pedoman penting dalam penulisan karyanya itu. Apabila kata-kata persebahan diletakkan di bagian kanan bawah, moto biasanya ditempatkan dibagian kiri atas.
3.        Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan seluruh isi karya tulis dan paling banyak terdiri atas satu halaman; diketik satu spasi. Abstrak merupakan sebuah esai yang utuh dan tidak di batasi oleh subjudul. Abstrak mencakup keseluruhan pokok karya tulis, yakni mengenai latar belakang masalah dan perumusannya, hipotesis, landasan teori, metodologi, dan kesimpulan.
Tiap bagian ini ditulis secara utuh, namun ringkas; masing-masing dalam paragraf tersendiri. Dengan demikian, abstrak merupakan sebuah esai yang terdiri dari serangkaian paragraf yang keseluruhan mampu mengkomunikasikan intisari dari keseluruhan isi karya ilmiah.
4.        Kata Pengantar
Sering ditemukan dalam beberapa karya ilmiah bahwa sesuatu yang diungkapkan dalam kata pengantar adalah maksud dan tujuan penulisan karya itu. Apabila tidak demikian, dalam kata pengantar sering pula dinyatakan latar belakang penulisan karya. Hal-hal itu tidak perlu terjadi apabila penulis memahami fungsi kata pengantar. Kata pengantar sering pula disebut prakata – merupakan uraianyang mengantarkan para pembaca kepada permasalahan yang dibahas dalam karya itu.
Sebuah kata pengantar, mengemukakan hal-hal berikut.
a.       Penjelasan tujuan ataupun maksud penulis dan alasan pemilihan pembahasan itu.
b.      Suka duka penulis dalam pengumpulan data atau pada waktu mangadakan penelitian.
c.       Harapan-harapan penulis tentang manfaat karya tersebut, baik itu bagi pribadi, nusa bangsa, maupun bagi perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dalam kata pengantar, dapat pula diungkapkan ucapan syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa; ucapan terima kasih dan apresiasi penulis pihak-pihak yang telah berjasa dalam membantu penyusunan karya ilmiah itu. Apabila ucapan terima kasih tersebut terlalu panjang atau pihak-pihak apresiasinya terlalu banyak, sebaiknya bagian tersebut diungkapkan dalam bagian terpisah.
5.        Daftar Isi
Daftar isi merupakan penyajian dari sistematika isi karya. Daftar isi berfungsi untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau subjudul dari isi karya yang ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul atau subjudul yang ditulis dalam daftar isi harus langsung dengan nomor halamannya.
Nomor-nomor untuk halaman awal, sebelum Bab I, menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya), sedangkan dari halaman pertama Bab I sampai halaman terakhir menggunakan angka Arab (1, 2, 3, dan seterusnya).
Contoh:
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................................... ii
ABSTRAK DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2  Perumusan masalah ................................................................................................ 4
6.        Daftar tabel
Pada dasarnya, daftar tabel sama dengan datar isi, yakni menyajikan tabel secara berurutan, mulai dari tabel pertama sampai dengan tabel terakhir, yang ada dalam suatu karya tulis. Secara berurutan, daftar tabel menyatakan nomor urut tabel dan nomor urut bab. Contohnya, Tabel 3.1. Arti nomor itu merupakan urutan ke-1 dan ditulis dalam bab 3. Judul setiap tabel ditulis dengan menggunakan huruf kapital semua.
Contoh:
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 KELOMPOK SAMPEL .............................................................................. 25
Tabel 3.2 KISI-KISI KEUSIONER SIKAP PATRIOTISME ...................................... 30
Tabel 3.3 PERHITUNGAN UJI T PERNYATAAN NOMOR 1 ................................... 90
7.        Daftar Gambar
Daftar gambar brfungsi untuk menyajikan gambar secara berurutan yang disebut nomor urut gambar dengan menggunakan dua penyebutan angka seperti pada daftar tabel. Judul gambar ditulis dengan huruf kapital. Setiap judul gambar disertai nomor urut halaman pada tempat gambar itu berada.
Contoh:
Gambar 1.1 PROSES BELAJAR MENGAJAR SISWA KELAS VII A ....................... 14
Maksud dari pernyataan tersebut adalah gambar yang berjudul ‘Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas VIIA’ berada pada bab 1, urutan ke-1, halaman 12.
Adapun yang dimaksud dengan gambar hal ini tidak hanya berupa foto melainkan grafik, diagram, denah, dan peta.
8.        Daftar Lampiran
Lampiran-lampiran  berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian, namun tidak dicantumkan dalam isi tulisan. Setiap lampiran diberi nomor urut dan judul sesuai dengan urutan penggunaannya, yang terdiri dari dua angka. Angka depan menyatakan nomor urut bab yang bersangkutan dan angka belakang menyatakan nomor urut lampiran itu berada
9.        Pendahuluan
Pada karya ilmiah formal, seperti skripsi, tesis, dan disertasi, bagian pendahuluan mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau kegunaan penelitian. Selain itu, pada beberapa perguruan tinggi, ada yang mewajibkan percantuman definisi operasional dan sistematika penulisannya.
Berikut pembahasan beberapa bagian penting pendahuluan.
a)      Latar Belakang Masalah
Pembahasan latar belakang masalah dimaksudkan untuk menjelaskan alasan timbulnya masalah dan pentingnya untuk dibahas, baik itu dari segi pengembangan ilmu, kemasyarakatan, ataupun dalam kaitan dengan kehidupan pada umumnya. Beberapa butir penting yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah diantaranya adalah sebagai berikut.
1.      Alasan rasional dan esensial yang membuat peneliti merasa resah, sekiranya masalah tersebut tidak diteliti.
2.      Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan.
3.      Kerugian-kerugian yang mungkin timbul seandainya masalah tersebut tidak diteliti.
4.      Keuntungan-keuntungan yang mungkin diperoleh seandainya masalah tersebut diteliti.
5.      Penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang akan dibahas dalam ruang lingkup bidang studi yang ditekuni oleh penulis.
Selain itu, didalam latar belakang perlu dimunculkan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang dianggap relevan dengan salah satu atau semua variabel yang ada didalam pembahasan yang akan digarap penulis. Sumbernya bisa berupa jurnal ilmiah ataupun  dari laporan-laporan penelitian yang lain. Dengan hal tersebut, penulis menjadi lebih lengkap wawasannya tentang peta masalah yang akan dibahasnya, terutama akan kekurangan atau kelemahan dari pembahasan sebelumnya.
Dalam latar belakang karya ilmia yang berbasis penelitian tindakan kelas (PTK), bagian ini harus diidi dengan hasil observasi awal atas permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, masalahnya tentang lemahnya motivasi siswa SD Jatiwangi dalam belajar. Penulis harus mendeskripsikan secara faktual perilaku yang menunjukkan lemahnya motivasi para siswa yang bersangkutan, baik itu di tinjau dari kehadiran, frekuensi bertanya, rendahnya nilai belajar, maupun aspek-aspek yang lain. Setelah itu penulis harus menjelaskan solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
b)      Perumusan Masalah
Pengajuan masalah sangat diperlukan dalam karya ilmiah berbentuk laporan penelitian. Dalam karya ilmiah seperti skripsi, tesis, atau disertasi, pengajuan masalah merupakan langkah pertama yang perlu dilakukan. Sementara itu, dalam bentuk-bentuk karya lainnya yang berjenis makalah atau karya ilmiah populer, yang lebih dulu dirumuskan adalah tema/topik karya.
Masalah adalah segala sesuatu yang dianggap membingungkan oleh penulis. Berawal dari membingungkan itulah, penulis menganggap perlu untuk melakukan langkah-langkah pemecahan, misalnya melalui penelitian. Namun demikian, tentunya penulis tidak serta merta menindaklanjuti masalah itu dengan segera mencari pemecahannya.
Misalnya, sebelum masalah itu dirumuskan, ia perlu menelaah latar belakangnya. Menelaah terhadap latar belakang suatu masalah, berarti membeberkan alasan masalah itu timbul dan penting untuk diteliti. Ada baiknya juga kalau di utarakan kerugian-kerugian yang akan diderita apabila masalah tersebut di biarkan dan keuntungan-keuntungan yang bakal diperoleh apabila masalah itu diteliti dan dipecahkan
Dari langkah identifikasi itu diharapkan dapat diperoleh gambaran tentang “sosok” masalah yang sebenarnya. Misalnya, dari langkah tersebut diperoleh temuan bahwa masalah yang hendak diteliti itu terlalu kompleks. Hal itu berarti permasalahan harus dibatasi ruang lingkupnyya. Pembatasan masalah  merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas permasalahan secara jelas, yang memungkinkan penulis menetapkan faktor-faktor spesifik yang menjadi objek penelitiannya.
10.    Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis disebut juga kajian pustaka, teori landasan. Kerangka teoritis mencakup kerangka pemikiran (asumsi dasar) hipotesis. Kerangka teoritis mulai dengan mengidentifikasi dan mengkaji berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan hipotesis. Kerangka teori-teori yang dimaksud bisa berupa postulat ataupun asumsi-asumsi. Postulat adalah teori yang kebenarannya sudah diterima umum dengan tidak memerlukan pembuktian-pembuktian ilmiah. Sementara itu, asumsi merupakan teori yang kebenarannya harus dijelaskan dengan argumentasi-argumentasi.
Penyusunan kerangka teoritis dimulai dengan pernyataan pembukaan mengenai tujuan analisis yang kemudian melebar dengan melakukan inventarisasi dari berbagai teori yang relevan. Setelah itu, dipergunakan premis-premis yang terdapat dalam kumpulan teori tersebut untuk kemudian ditarik kesimpulan dalam suatu kesimpulan yang berupa rumusan hipotesis.
Secara spesifik, langkah penyusunan kerangka teoritis dan pengajuan hipotesis dapat dibagi kedalam kegiatan-kegiatan berikut.
a)      Pengkajian terhadap teori-teori ilmiah yang akan digunakan dalam analisis
b)      Pembahasan mengenai penelitian-penelitian lain yang relevan
c)      Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis dengan mempergunakan premis-premis sebagaimana yang tercantum dalam butir 1 dan 2 dengan menyatakan secara tersurat postulat, asumsi, dan prinsip yang dipergunakan (sekurangnya diperlukan)
d)     Perumusan hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam proses penelitian, hipotesis berfungsi sebagai petunjuk jalan yang memungkinkan peneliti untuk mendapatkan jawaban-jawaban.
Perhatikan rumusan-rumusan hipotesis berikut.
a.       Terdapa korelasi antara hasil tes tanya jawab dengan hasil tes isi rumpang
b.      Korelasi antara hasil subtes membaca global atau sama dibandingkan dengan korelasi antara isi rumpang lebih sedikit atau sam dibandingkan dengan korelasi antara hasil subtes membaca rinci dengan hasil tes membaca isi rumpang
c.       Terdapat korelasi antara hasil tes tanya jawab dengan hasil tes tata bahasa
d.      Terdapat korelasi antara hasil tes tanya jawab dengan hasil tes kosakata
e.       Terdapat korelasi antara hasil tes tanya jawab dengan tes tata bahasa lebih besar daripada atau sama dengan korelasi anatara hasil tes tanya jawa dengan hasil tes kosa kata
11.    Metodologi Penelitian
Metodologi adalah pengetahuan tentang metode-metode ataupun uraian tentan suatu metode. Metodologi penelitian dalam hal ini diartikan sebagai prosedur atau tahap-tahap penelitian, mulai dari persiapan, penentuan sumber data, pengolahan, sampai pada pelaporannya.
Setiap penelitian mempunyai metode penelitian masing-masing, yang umumnya bergantung pada tujuan penelitian itu sendiri. Metode-metode penelitian yang dimaksud, misalnya sebagai berikut.
a)      Metode deskriptif, yakni metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan fakta-fakta secara apa adanya, tanpa adanya perlakuan apa pun. Data yang dimaksud dapat berupa fakta yang bersifat kuantitatif (statistika) ataupun fakta kualitatif.
b)      Metode eksperimen, yakni metode penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran atas suatu gejala setelah mendapatkan perlakuan.
c)      Metode penelitian kelas, yakni metode penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki persoalan-persoalan yang terjadi pada kelas tertentu, misalnya tentang motivasi belajar, prestasi belajar siswa dalam suatu kompetesi dasar.
Berdasarkan tujuan tersebut, seseorang diharpakan dapat memilih metode yang tepat beserta teknik pengambilan data dan teknik pengolahannya yang relevan. Metode adalah prosedur atau tata cara yang ditempuh dalam mencapai tujuan tertentu, sedangkan teknik adalah cara spesifik dalam memecahkan suatu masalah yang dijumpai ketika melaksanakan prosedur penelitian.
Jadi, teknik merupakan bagian dari suatu metode yang juga bisa terdiri dari beberapa teknik, misalnya teknik studi pustaka, teknik wawancara, dan teknik angket.
12.    Deskripsi dan Pembahasan Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian merupakan sorotan objektif penulis terhadap hasil-hasil penelitiannya. Tolak ukurnya dikembalikan kepada hipotesis dan metode pengolahan data yang telah dirumuskan dalam langkah-langkkah pendahuluan. Tujuan dari tahap ini adalah membandingkan hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Secara sistematik dan terarah, data yang telah dikumpulkan itundiolah, di deskripsikan, dibandingkan, dan di evaluasi, dan seluruhnya diarahkan pada sebuah penarikan kesimpulan, apakah data itu mendukung atau menolak hipotesis yang telah dirumuskan.
Data yang ditempatkan dalam bagian pembahasan adalah data yang sudah diolah. Data mentah dan langkah-langkah pengolahan data sebaiknya ditulis dalam lampiran. Dalam bagian analisis, penulis perlu menggunakan argumen-argumen yang telah dikemukakan dalam kerangka teoritis. Pembahasan data dapat diibaratkan dengan sebuah pisau daging, apabila pisau daging itu tajam maka akan baik pula sayatan daging yang akan dihasilkan. Namun, jika tumpul, sayatan daging itu pun akan acak-acakan, penuh cacat. Demikian halnya dengan pembahasan data, apabila argumen-argumen yang dikemukakan penulis lemah dan data yang digunakannya tidak lengkap, pemecahan masalah yang dihasilkannya pin akan jauh yang diharapkan.
13.    Kesimpilan dan Saran
Proses pengujian hipotesis yang dikemukakan sebelumnya kemudian dikembangkan menjadi kesimpulan  penelitian yang ditempatkan dalam bab tersendiri. Kesimpulan penelitian merupakan pemaknaan kembali atau sebagai sintesis dari keseluruhan unsur penelitian yang meliputi latar belakang dan perumusan masalah, kerangka teoritis yang tercangkup didalamnya adalah hipotesis, metodologi penelitian, dan penemuan penelitian. Kesimpulan merupakan kajian terpadu yang meletakkan berbagai unsur penelitian dalam perspektif yang menyeluruh. Untuk itu, perlu diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari unsur-unsur diatas dengan meletakkannya dalam kerangka yang mengarah pada kesimpulan.
14.    Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis, baik itu yang berupa buku, artikel jurnal, dokumen resmi, maupun sumber-sumber lain dari internet. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum didalam karya ilmiah harus dicantumkan didalam daftar pustaka. Sebaliknya, sumber-sumber yang pernah dibaca oleh penulis, tetapi tidak pernah digunakan didalam penulisan karya ilmiah itu, tidak boleh dicantumkan didalam daftar pustaka.
15.    Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran yang berisi semua dokumen yang digunakan atau menjadi bukti lain yang menjadi bukti atas proses didalam penulisan karya ilmiah. Misalnya, lembar angket dan foto-foto kegiatan.
16.    Daftar Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis dibuat dengan gaya butir per butir dan dapat pula dibuat dengan gaya esai padat. Hal yang dikemukakan dalam daftar riwayat hidup meliputi nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, riwaya pendidikan, kursus atau pelatihan yang pernah diikuti, karya-karya yang dihasilkan, dan pengalaman berorganisasi, dan foto penulis.
Contoh:
Dheni Framulyono, lahir 17 Agustus 1945 di Tonggoh/Subang, Jawa barat. Menamatkan SMP di Muara Angke (1961) dan SMA Balik Papan (1965), tamat Sekolah tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan, jurusan Pendidikan Guru Sekolah dasar.


Jenis-Jenis Karya Ilmiah
Karya ilmia tidak selalu identik dengan hasil penelitian. Hasil penelitian merupakan salah satu jenis dari karya ilmiah. Apabila merujuk pada pengertian dan ciri-ciri diatas, akan banyak sekali ragam tulisan yang berkategori karya ilmiah. Namun demikian, secara umum karya ilmiah terbagi kedalam jenis-jenis berikut.
1.        Artikel
Artikel merupakan karya tulis yang dimuat didalam surat kabar, majalah, jurnal, ataupun buku bunga rampai. Isinya menyajikan pembahasan tentang tema tertentu ataupun hasil penelitian. Bentuk penyajian artikel pada umumnya  terbagi kedalam dua jenis, yakni bersifat populer dan formal.
a.       Artikel populer terdapat dalam surat kabar dan majalah. Sesuai dengan namanya, format penyajiannya tidak kaku, tidak tegas antara bagian pembuka, isi, dan penutupnya. Bahasanya pun bersifat populer, cenderung menggunakan kata-kata yang biasa digunakan oleh masyarakat pada umumnya.
b.      Artikel formal terdapat dalam jurnal. Format penyajiannya terikat oleh ketentuan-ketentuan baku, seperti adanya abstrak, kata-kata kunci, dan daftar pustaka atau catatn kaki. Bagian isi dinyatakan dalam beberapa bab secra tegas antara bab pembuka/pendahuluan, bab isi. Dan babpenutup. Bahasan yang digunakannya bersifat teknis. Banyak istilah ilmiah yang digunakan didalamnya.
2.        Laporan
Laporan adalah suatu cara komunikasi dari penulis untuk menyampaikan hal-hal penting kepada seseorang atau suatu badan hukum sehubungan dengan tugas yang dibebankan kepadanya. Pembuatan laporan sangatlah perlu, terutama dalam kaitannya dengan penyusunan kebijakan-kebijakan, seperti berikut.
a)      Mengatasi suatu masalah,
b)      Mengambil suatu keputusan yang lebih efektif,
c)      Mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah,
d)     Mengadakan pengawasan dan perbaikan, serta
e)      Menemukan teknik-teknik baru.
Menurut isinya, sebuah laporan dapat berupa laporan buku, lapooran wawancara, laporan diskusi, laporan perjalanan, laporan pengamatan, laporan peristiwa, dan laporan penelitian.
Laporan disajikan dalam bundelan naskah tersendiri, dapat pula dinyatakan didalam tulisan seperti artikel yang dimuat didalam media massa, seperti koran ataupun majalah.
3.        Makalah
Makalah adalah karya ilmiah yang membahas suatu persoalan dengan pemecahan yang didasarkan pada hasil kajian literatur atau kajian lapangan. Makalah biasanya disusun untuk pertemuan-pertemuan ilmiah, sperti simposium, seminar, atau lokakarya. Makalah sering uag disebut paper, yakni tugas tertulis pada suatu mata perkuliahan/pelajaran, yang penyusunannya bisa berupa hasil kajian lapangan, dikenal pula istilah kertas kerja, yakni jenis makalah yang disusun oleh seorang pejabat yang dibawakannya dalam suatu pertemuan.
Di lingkungan perguruan tinggi, makalah merupakan karya ilmiah yang tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan tertentu, Makalah merupakan satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan.
Makalah memiliki karakteristik sebagai berikut.
a.       Merupakan hasi kajian pustaka dan atau laporan pelaksanaan suatu kegiatan lapangan yang sesuai dengan cakupan permasalahan suatu perkuliahan.
b.      Mengilustarikan pemahaman mahasiswa tentang permasalahan teoritis yang dikaji atau kemampuan mahasiswa dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan dengan perkuliahan.
c.       Menunjukkan kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap isi dari berbagai sumber yang digunakan.
d.      Mendemonstarikan kemampuan mahasiswa dalam meramu berbagai sumber informasi ddalam satu kesatuan sintesis yang utuh.
Dalam hal ini, makalah terbagi ke dalam dua jenis, yaitu makalah biasa (common paper ).
a.       Makalah biasa dibuat untuk menunjukkan pemahamannya terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam makalah ini secara deskriptif, penulis mengemukakan berbagai aliran atau pandangan tentang masalah yang dikaji. Ia juga memberikan pendapat, baik berupa kritik maupun saran mengenai aliran atau pendapat yang dikemukakan. Dalam makalah ini penulis tidak perlu memihak salah satu aliran atau pendapat tertentu dan beragumentasi untuk mempertahankan pendapat tersebut.
b.      Makalah posisi dibuat untuk menunjukkan posisi teoritik seorang penulis (mahasiswa) dalam suatu kajian. Mahasiswa yang bersangkutan dituntut tidak hanya menunjukkan penguasaan terhadap suatu teori atau pandangan tertentu saja, tetapi juga harus menunjukkan sikapnya dalam sudut pandang keilmuan disertai dengan alasan yang didukung oleh teori dan atau data yang relevan. Dalam menyusun makalah posisi, mahasiswa harus mempelajari berbagai sumber tentang aliran dan pendapat tertentu, dari sudut pandangan yang berbeda- beda dan bahkan mungkin dari yang saling bertentangan. Dalam bahasannya, mahasiswa dapat memihak pada salah satu aliran atau dapat membuat suatu sintesis dari berbagai pendapat yang ada. Dengan demikian, untuk membuat makalah posisi, mahasiswa dituntut memiliki kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi yang baik.
Makalah biasa dan makalah posisi masing – masing terdiri atas pendahuluan,dan kesimpulan.
a.       Pendahuluan
Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, prosedur pemecahan masalah, dan sistematika pembahasan.
b.      Isi
Bagian ini memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam mengeksplorasi jawaban terhadap masalah yang diajukan, yang dilengkapi oleh data pendukung serta argumen – argumen yang berlandaskan pandangan pakar dan teori yang relevan. Bagian ini boleh saja terdiri atas lebih dari satu bagian.
c.       Kesimpulan
Bagian merupakan kesimpulan dan bukan ringkasan isi. Kesimpulan adalah makna yang diberikan penulis terhadap hasil diskusi / uraian yang telah dibuatnya pada bagian isi. Dalam mengambil kesimpulan tersebut, penulis makalah harus mengacu kembali ke permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan.
4.      Skripsi
Skripsi adalah karys tulis ilmiah seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program sarjana (S-1). Skripsi menggambarkan kemampuan akademik mahasiswa dalam merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan penelitian pendidikan bidang studi atau penelitian yang berkenaan dengan masalah dalam bidang studinya.
 Skiripsi mempunyai karakteristik sebagai berikut .
a.       Skripsi difokuskan pada eksploritas permasalahan dan atau pemecahan masalah bidang tertentu sesuai dengan jurusan penulisanya.
b.      Skripsi ditulis berdasarkan hasil pengamatan dan observasi lapangan dan atau penelaahan kepustkaan.
5.      Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah seorang studi mahasiswa dalam menyelesaikan program magister ( S-2). Tesis melukiskan kemampuan akademik dalam merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan penelitian pendidikan.
Tesis memiliki karakteristik sebagai berikut.
a.       Berfokus pada kajian satu isu sentral dalam satu displin ilmu, sesuai dengan program studi yang ditempuh oleh mahasiswa tersebut.
b.      Merupakan pengujian empirik terhadap posisi teoretik tertentu dalam disiplin ilmu yang dipelajari.
c.       Menggunakan data primer ( data yang dikumpulkan dari lapangan untuk penelitian (lapangan) sebagai data utama dan dapat ditunjang oleh data sekunder.  Untuk penelitian bibliografi, digunakan sumber otentik.
6.      Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah akhir studi mahasiswa dalam menyelesaikan program doktor (S-3). Disertasi menggambarkan kemampuan akademik dalam merancang, dan menyusun laporan penelitian yang berhubungan dengan temuan baru dalam satu disiplin ilmu. Disertasi disusun dan dipertahankan dalam ujian sidang untuk memperoleh gelar doktor.
Disertasi memiliki karakteristik sebagai berikut.
a.       Berfokus pada kajian mengenai satu disiplin tertentu sesuai dengan bidang studi yang dipelajari.
b.      Kajiannya bersifat mendalam dan berfokus pada penemuan yang baru dalam disiplin ilmu yang dipelajari.
c.       Disertasi dapat berupa pengujian terhadap teori yang telah ada, pengembangan teori dan prinsip-prinsip baru,atau pengembangan model baru yang diuji di lapangan, dan bila diperlukan dapat ditunjang oleh data sekunder.

  
         

1 komentar:

  1. The Best Baccarat Apps for 2021 - febcasino.com
    Baccarat Baccarat has become 메리트 카지노 주소 an exciting game that allows you to enjoy the most exciting kadangpintar baccarat in the world, with the most extensive 바카라 사이트 collection of

    BalasHapus