Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan
tulisan yang disusun dengan metode ilmiah, yakni metode yang berdasarkan cara
berpikir yang sistematis dan logis. Menurut Eko Susilo, M (1995:11), Karya
Ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuanya dan di dasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematis penulisan
yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya/
keilmuannya. Menurut Jones (1960) Karangan ilmiah dibagi menjadi dua,
diantaranya:
1.
Karangan ilmiah
yang ditujukan kepada masyarakat tertentu (Profesional) yang biasanya bersifat
karya ilmiah tinggi yang disebut dengann karya ilmiah.
2.
Karanngan
ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat umum yang disebut dengan istilah
karangan ilmiah populer.
Karya ilmiah harus bersifat impersonal, yang berbeda dengan
novel yang pengarangnya bisa ber-aku, kamu, dan dia. Kata ganti yang
digunakan dalam karya ilmiah harus bersifat umum, misalnya, penulis,
peneliti. Penulis tidak boleh menyatakan proses pengumpulan data dengan
kalimat seperti “Saya bermaksud mengumpulkan data dengan menggunakan
kuesioner’. Kalimat yang harus digunakan, misalnya, “ Di dalam mengumpulkan
data penelitian ini, , peulis menggunakan kuesioner”. Dalam kalimat tersebut
kata ganti saya diganti penulis, atau bisa juga peneliti.
Cara lainnya dengan menyatakan dalam
kalimat pasif, misalnya, “Di dalam peneliotian ini, digunakan kuesioner. Di
dalam kalimat tersebut , subjek penelitian dinyatakan secara tersurat. Dalam
komunikasi ilmiah, memang penulis diharapkan sering mempergunakan kalimat pasif
seperti contoh di atas.
Karya ilmiah memerlukann kelugasan dalam pembahasannya. Karya
ilmiah menghindari penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ganda. Karya
ilmiah mensyaratkan ragam yang memberikan keajekan dan kepastian makna. Dengan
kata lain, bahasa yang digunakannya itu harus reproduktif. Artinya, bila
penulis menyampaikan informasi yang katakanlah berupa x, maka pebaca harus
menerima informasi itu yang berupa x pula. Informasi x yang dibaca harus
merupakan reproduksi yang benar-benar sama dari informasi x yang ditulis.
Ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah haruslah lugas. Makna yang
terkandung dalam kata-katanya harus di ungkapkan secara eksplisit guna mencegah
timbulnya pemberian makna yang lain. Untuk itu, dalam karya ilmiah, kita sering
mendapatkan definisi atau batasan dari kata atau istilah-istilah yang
digunakan. Umpamanya, jika dalam karya itu digunakan kata seperti frasa atau
klausa, penulis itu harus terlebih dahulu menjelaskan arti kedua kata
itu sebelum ia melakukan pembahasan yang lebih jauh. Hal tersebut penting
dilakukan untuk menyamakan persepsi antara penulis dengan pembaca atau untuk
menghindari timbulnya pemaknaan lain oleh pembaca terhadap maksud kedua kata
itu.
Berdasarkan kata di atas,
dapat dirumuskan ciri-ciri karya ilmiah sebagai berikut.
1.
Masalah
diungkapkan dan dipecahkan secara ilmiah atau dengan metode-metode keilmuan.
Metode keilmuan tampak pada penggunannya yang mengutamakan kelogisan, fakta
atau evidensi yang terpercaya serta analisis yang objektif.
2.
Pendapat-pendapat
yang dikemukakan berdasarka fakta dan tidak berdasarkan imajinasi, perasaan,
ataupun pendapat yang bersifat subjektif (impersonal).
Struktur Karya Ilmiah
Suatu karya ilmiah terdiri atas beberapa bagian. Bagian-bagian itu
secara garis besar telah diperkenalkan oleh penulis. Beberapa bagian penting
dari suatu karya ilmiah ,yaitu:
1.
Halaman Judul
Judul dalam karya ilmiah dirumuskan dalam satu frasa yang jelas dan
lengkap. Judul mencerminkan antar variabel. Istilah hubungan disini tidak
selalu mempunyai makna korelasional, ataupun determinatif. Judul juga
mencerminkan konsistensi dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian,
subjek penelitian, dan metode penelitian.
Secara umum, terdapat dua model perumusan judul karya ilmiah,
yaitu:
1.
Model Judul
Untuk Kaya Populer
Karya-karya populer, seperti artikel untuk koran dan majalah,
cenderung menggunakan judul-judul yang singkat dan provokatif. Bahasa yang
digunakannya pun adalah bahasa-bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat pada
umumnya.
Contoh:
2.
Model Judul
Untuk karya Ilmiah
Jenis karya seperti ini seperti laporan penelitian, menghendaki
perumusan secara lengkap, yakni meliputi:
a.
Masalah yang
diteliti,
b.
ruang lingkup
penelitian,
c.
tujuan
penelitian,
d.
subjek
penelitian,
e.
metode
penelitian.
Contoh:
AKTIVITAS
PERGAULAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
(Studi
Deskriptif tentang Kecerdasan Emosi dan Intelektual Siswa SMA Labschool UPI
bandung Tahun Pelajaran 2012/2013?
|
Dari judul diatas, dapat kita ketahui bahwa:
a.
masalah yang
diteliti : aktivitas pergaulan dan
prestasi belajar siswa
b.
ruang lingkup
penelitian : kecerdasan emosi dan
intelektual siswa
c.
tujuan
penelitian : siswa SMA Labschool
UPI Bandung tahun pelajaran 2012/2013
d.
metode
penelitian :
deskriptif-komparatif
Penulisan judul dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan menggunakan huruf
kapital semua kecuali pada anak judulnya; Kedua,
dengan menggunakan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertamanya. Apabila cara
kedua yang akan digunakan, maka kata-kata penghubung, seperti dengan dan tentang serta kata-kata depan seperti di, dari, dan ke huruf
pertamanya tidak boleh menggunakan huruf kapital. Di akhir judul tidak boleh menggunakan
tanda baca apa pun, termasuk titik ataupun koma.
Contoh:
Hidup Sukses
dengan Logika Tuhan
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah pemenggalan judul.
Judul untuk karya ilmiah umumnya panjang-panjang. Oleh karena itu, mau tidak
mau judul tersebut harus dipenggal oleh pergantian baris. Pemenggalan judul
tidak boleh dilakukan sembarangan, tetapi harus dilakukan berdasarkan hubungan
terdekatdari kata-kata pembentuk judul itu.
Contoh:
Benar
Aktivitas Pergaulan
dan Prestasi Belajar Siswa
Salah
Aktivitas Siswa dan
Prestasi Belajar Siswa
Selain judul itu sendiri, dalam halaman judul dicantumkan pula
pokok-pokok berikut.
a.
Jenis karya
(laporan buku, skripsi, tesis, disertsi).
b.
Keterangan
tentang jenis karya (misalnya, Tugas
untuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan pada Jurusan PGSD, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia).
c.
Kata oleh, nama penulis, dan jurusan serta
nomor induk mahasiswa.
d.
Tempat dan
tahun.
Secara teknis penyusunan halaman judul ituu adalah sebagai berikut.
a.
Judul karya diketik
kira-kira 4 cm dari pinggir atas dengan mempergunakan huruf kapital. Apabila
judul itu memerlukan dua baris, antara baris pertama dan kedua diberi jarak dua
spasi. Pemenggalan judul harus memerhatikan hubungan maknanya.
b.
Pada jarak 2,5
cm atau 5 spasi dari judul (dari baris kedua), diketik etiket jenis karya itu,
misalnya: Skripsi. Etiket harus
diketik dengan huruf kapital.
c.
Di bawahnya,
dalam jarak dua spasi dicantumkan keterangan tentang etiket itu, misalnya: Tugas untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Keterangan ini ditulis dengan huruf kecil kecuali pada huruf awalnya. Apabila
keterangan tersebut memerlukan dua baris atau lebih, maka pemenggalannya harus
memerhatikan hubungan maknanya.
d.
Dalam jarak
kira-kira 2,5 cm atau 5 spasi dibawah keterangan tersebut dicantumkan logo
lembaga pendidikan.
e.
Dalam jarak 2,5
cm atau 5 spasi dibawah logo, dicantumkan kata oleh dengan mempergunakan huruf kecil.
f.
Dibawah kata oleh dalam jarak 2,5 cm atau 5 spasi,
dituis nama pengarang dengan mempergunakan huruf kapital. Dua spasi di bawahnya
boleh dicantumkan nama jurusan dan nomor mahasiswa.
g.
Pada jara 2,5
cm atau 2 spasi dibawahnya dengan menggunakan huruf kapital, diketik nama
lembaga, yakni nama jurusan, fakultas, dan universitas. Masing-masing nama
tersebut sebaiknya diletakkan dalam baris yang berbeda.
h.
Pada jarak 1 cm
atau 2 spasi dibawah itu, dicantumkan tahun pencetakan atau penerbitan karya.
2.
Halaman
Persembahan
Bagian ini sebenarnya tidak terlalu penting. Pencantuman bagian
tersebut, semata-mata berdasarkan pertimbangan penulis sendiri. Persembahan
tersebut jarang melebihi satu halaman dan biasanya terdiri dari beberapa kata
saja. Misalnya, Dipersembahkan kepada ibu
dan ayahanda tercinta,.... Dalam halaman yang sama, penulis dapat pula
menuliskan moto atau ayat-ayat dari kitab suci yang merupakan prinsip atau
pedoman penting dalam penulisan karyanya itu. Apabila kata-kata persebahan
diletakkan di bagian kanan bawah, moto biasanya ditempatkan dibagian kiri atas.
3.
Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan seluruh isi karya tulis dan paling
banyak terdiri atas satu halaman; diketik satu spasi. Abstrak merupakan sebuah
esai yang utuh dan tidak di batasi oleh subjudul. Abstrak mencakup keseluruhan
pokok karya tulis, yakni mengenai latar belakang masalah dan perumusannya,
hipotesis, landasan teori, metodologi, dan kesimpulan.
Tiap bagian ini ditulis secara utuh, namun ringkas; masing-masing
dalam paragraf tersendiri. Dengan demikian, abstrak merupakan sebuah esai yang
terdiri dari serangkaian paragraf yang keseluruhan mampu mengkomunikasikan
intisari dari keseluruhan isi karya ilmiah.
4.
Kata Pengantar
Sering ditemukan dalam beberapa karya ilmiah bahwa sesuatu yang
diungkapkan dalam kata pengantar adalah maksud dan tujuan penulisan karya itu.
Apabila tidak demikian, dalam kata pengantar sering pula dinyatakan latar
belakang penulisan karya. Hal-hal itu tidak perlu terjadi apabila penulis
memahami fungsi kata pengantar. Kata pengantar sering pula disebut prakata – merupakan uraianyang
mengantarkan para pembaca kepada permasalahan yang dibahas dalam karya itu.
Sebuah kata pengantar, mengemukakan hal-hal berikut.
a.
Penjelasan
tujuan ataupun maksud penulis dan alasan pemilihan pembahasan itu.
b.
Suka duka
penulis dalam pengumpulan data atau pada waktu mangadakan penelitian.
c.
Harapan-harapan
penulis tentang manfaat karya tersebut, baik itu bagi pribadi, nusa bangsa,
maupun bagi perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dalam kata pengantar, dapat pula diungkapkan ucapan syukur kepada
Allah Tuhan Yang Maha Esa; ucapan terima kasih dan apresiasi penulis
pihak-pihak yang telah berjasa dalam membantu penyusunan karya ilmiah itu.
Apabila ucapan terima kasih tersebut terlalu panjang atau pihak-pihak
apresiasinya terlalu banyak, sebaiknya bagian tersebut diungkapkan dalam bagian
terpisah.
5.
Daftar Isi
Daftar isi merupakan penyajian dari sistematika isi karya. Daftar
isi berfungsi untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau subjudul dari
isi karya yang ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul atau subjudul yang
ditulis dalam daftar isi harus langsung dengan nomor halamannya.
Nomor-nomor untuk halaman awal, sebelum Bab I, menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya),
sedangkan dari halaman pertama Bab I sampai
halaman terakhir menggunakan angka Arab (1, 2, 3, dan seterusnya).
Contoh:
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................
i
UCAPAN TERIMA KASIH .........................................................................................
ii
ABSTRAK DAFTAR
ISI ............................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................
v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ..................................................................................................
1
1.2 Perumusan
masalah ................................................................................................
4
6.
Daftar tabel
Pada dasarnya, daftar tabel sama dengan datar isi, yakni menyajikan
tabel secara berurutan, mulai dari tabel pertama sampai dengan tabel terakhir,
yang ada dalam suatu karya tulis. Secara berurutan, daftar tabel menyatakan
nomor urut tabel dan nomor urut bab. Contohnya, Tabel 3.1. Arti nomor itu merupakan urutan ke-1 dan ditulis dalam
bab 3. Judul setiap tabel ditulis dengan menggunakan huruf kapital semua.
Contoh:
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 KELOMPOK SAMPEL ..............................................................................
25
Tabel 3.2 KISI-KISI KEUSIONER SIKAP PATRIOTISME ...................................... 30
Tabel 3.3 PERHITUNGAN UJI T PERNYATAAN NOMOR 1 ................................... 90
7.
Daftar Gambar
Daftar gambar brfungsi untuk menyajikan gambar secara berurutan
yang disebut nomor urut gambar dengan
menggunakan dua penyebutan angka seperti pada daftar tabel. Judul gambar
ditulis dengan huruf kapital. Setiap judul gambar disertai nomor urut halaman
pada tempat gambar itu berada.
Contoh:
Gambar 1.1
PROSES BELAJAR MENGAJAR SISWA KELAS VII A .......................
14
Maksud dari pernyataan tersebut adalah gambar yang berjudul ‘Proses
Belajar Mengajar Siswa Kelas VIIA’ berada pada bab 1, urutan ke-1, halaman 12.
Adapun yang dimaksud dengan gambar hal ini tidak hanya berupa foto
melainkan grafik, diagram, denah, dan peta.
8.
Daftar Lampiran
Lampiran-lampiran berisi
semua dokumen yang digunakan dalam penelitian, namun tidak dicantumkan dalam
isi tulisan. Setiap lampiran diberi nomor urut dan judul sesuai dengan urutan
penggunaannya, yang terdiri dari dua angka. Angka depan menyatakan nomor urut
bab yang bersangkutan dan angka belakang menyatakan nomor urut lampiran itu
berada
9.
Pendahuluan
Pada karya ilmiah formal, seperti skripsi, tesis, dan disertasi,
bagian pendahuluan mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau
kegunaan penelitian. Selain itu, pada beberapa perguruan tinggi, ada yang
mewajibkan percantuman definisi operasional dan sistematika penulisannya.
Berikut pembahasan beberapa bagian penting pendahuluan.
a)
Latar Belakang Masalah
Pembahasan latar belakang masalah dimaksudkan untuk menjelaskan
alasan timbulnya masalah dan pentingnya untuk dibahas, baik itu dari segi
pengembangan ilmu, kemasyarakatan, ataupun dalam kaitan dengan kehidupan pada
umumnya. Beberapa butir penting yang perlu disajikan dalam latar belakang
masalah diantaranya adalah sebagai berikut.
1.
Alasan rasional
dan esensial yang membuat peneliti merasa resah, sekiranya masalah tersebut
tidak diteliti.
2.
Gejala-gejala
kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan
permasalahan.
3.
Kerugian-kerugian
yang mungkin timbul seandainya masalah tersebut tidak diteliti.
4.
Keuntungan-keuntungan
yang mungkin diperoleh seandainya masalah tersebut diteliti.
5.
Penjelasan
singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang akan dibahas dalam ruang
lingkup bidang studi yang ditekuni oleh penulis.
Selain itu, didalam latar belakang perlu dimunculkan hasil-hasil
penelitian sebelumnya yang dianggap relevan dengan salah satu atau semua
variabel yang ada didalam pembahasan yang akan digarap penulis. Sumbernya bisa
berupa jurnal ilmiah ataupun dari
laporan-laporan penelitian yang lain. Dengan hal tersebut, penulis menjadi
lebih lengkap wawasannya tentang peta masalah yang akan dibahasnya, terutama
akan kekurangan atau kelemahan dari pembahasan sebelumnya.
Dalam latar belakang karya ilmia yang berbasis penelitian tindakan
kelas (PTK), bagian ini harus diidi dengan hasil observasi awal atas
permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, masalahnya tentang lemahnya motivasi
siswa SD Jatiwangi dalam belajar. Penulis harus mendeskripsikan secara faktual
perilaku yang menunjukkan lemahnya motivasi para siswa yang bersangkutan, baik
itu di tinjau dari kehadiran, frekuensi bertanya, rendahnya nilai belajar,
maupun aspek-aspek yang lain. Setelah itu penulis harus menjelaskan solusi yang
ditawarkan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
b)
Perumusan
Masalah
Pengajuan masalah sangat diperlukan dalam karya ilmiah berbentuk
laporan penelitian. Dalam karya ilmiah seperti skripsi, tesis, atau disertasi,
pengajuan masalah merupakan langkah pertama yang perlu dilakukan. Sementara
itu, dalam bentuk-bentuk karya lainnya yang berjenis makalah atau karya ilmiah
populer, yang lebih dulu dirumuskan adalah tema/topik karya.
Masalah adalah segala sesuatu yang dianggap membingungkan oleh
penulis. Berawal dari membingungkan itulah, penulis menganggap perlu untuk
melakukan langkah-langkah pemecahan, misalnya melalui penelitian. Namun
demikian, tentunya penulis tidak serta merta menindaklanjuti masalah itu dengan
segera mencari pemecahannya.
Misalnya, sebelum masalah itu dirumuskan, ia perlu menelaah latar
belakangnya. Menelaah terhadap latar belakang suatu masalah, berarti
membeberkan alasan masalah itu timbul dan penting untuk diteliti. Ada baiknya
juga kalau di utarakan kerugian-kerugian yang akan diderita apabila masalah
tersebut di biarkan dan keuntungan-keuntungan yang bakal diperoleh apabila
masalah itu diteliti dan dipecahkan
Dari langkah identifikasi itu diharapkan dapat diperoleh gambaran
tentang “sosok” masalah yang sebenarnya. Misalnya, dari langkah tersebut
diperoleh temuan bahwa masalah yang hendak diteliti itu terlalu kompleks. Hal
itu berarti permasalahan harus dibatasi ruang lingkupnyya. Pembatasan masalah merupakan
upaya untuk menetapkan batas-batas permasalahan secara jelas, yang memungkinkan
penulis menetapkan faktor-faktor spesifik yang menjadi objek penelitiannya.
10.
Kerangka
Teoritis
Kerangka teoritis disebut juga kajian
pustaka, teori landasan. Kerangka teoritis mencakup kerangka pemikiran
(asumsi dasar) hipotesis. Kerangka teoritis mulai dengan mengidentifikasi dan
mengkaji berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan hipotesis.
Kerangka teori-teori yang dimaksud bisa berupa postulat ataupun asumsi-asumsi. Postulat adalah teori yang kebenarannya
sudah diterima umum dengan tidak memerlukan pembuktian-pembuktian ilmiah. Sementara
itu, asumsi merupakan teori yang
kebenarannya harus dijelaskan dengan argumentasi-argumentasi.
Penyusunan kerangka teoritis dimulai dengan pernyataan pembukaan
mengenai tujuan analisis yang kemudian melebar dengan melakukan inventarisasi
dari berbagai teori yang relevan. Setelah itu, dipergunakan premis-premis yang
terdapat dalam kumpulan teori tersebut untuk kemudian ditarik kesimpulan dalam
suatu kesimpulan yang berupa rumusan hipotesis.
Secara spesifik, langkah penyusunan kerangka teoritis dan pengajuan
hipotesis dapat dibagi kedalam kegiatan-kegiatan berikut.
a)
Pengkajian
terhadap teori-teori ilmiah yang akan digunakan dalam analisis
b)
Pembahasan
mengenai penelitian-penelitian lain yang relevan
c)
Penyusunan
kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis dengan mempergunakan premis-premis
sebagaimana yang tercantum dalam butir 1 dan 2 dengan menyatakan secara
tersurat postulat, asumsi, dan prinsip yang dipergunakan (sekurangnya
diperlukan)
d)
Perumusan
hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam proses penelitian, hipotesis berfungsi
sebagai petunjuk jalan yang memungkinkan peneliti untuk mendapatkan
jawaban-jawaban.
Perhatikan rumusan-rumusan hipotesis berikut.
a.
Terdapa
korelasi antara hasil tes tanya jawab dengan hasil tes isi rumpang
b.
Korelasi antara
hasil subtes membaca global atau sama dibandingkan dengan korelasi antara isi
rumpang lebih sedikit atau sam dibandingkan dengan korelasi antara hasil subtes
membaca rinci dengan hasil tes membaca isi rumpang
c.
Terdapat
korelasi antara hasil tes tanya jawab dengan hasil tes tata bahasa
d.
Terdapat
korelasi antara hasil tes tanya jawab dengan hasil tes kosakata
e.
Terdapat
korelasi antara hasil tes tanya jawab dengan tes tata bahasa lebih besar
daripada atau sama dengan korelasi anatara hasil tes tanya jawa dengan hasil
tes kosa kata
11.
Metodologi
Penelitian
Metodologi adalah pengetahuan tentang metode-metode ataupun uraian tentan
suatu metode. Metodologi penelitian dalam
hal ini diartikan sebagai prosedur atau tahap-tahap penelitian, mulai dari
persiapan, penentuan sumber data, pengolahan, sampai pada pelaporannya.
Setiap penelitian mempunyai metode penelitian masing-masing, yang
umumnya bergantung pada tujuan penelitian itu sendiri. Metode-metode penelitian
yang dimaksud, misalnya sebagai berikut.
a)
Metode
deskriptif, yakni metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan
fakta-fakta secara apa adanya, tanpa adanya perlakuan apa pun. Data yang
dimaksud dapat berupa fakta yang bersifat kuantitatif (statistika) ataupun
fakta kualitatif.
b)
Metode
eksperimen, yakni metode penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran
atas suatu gejala setelah mendapatkan perlakuan.
c)
Metode
penelitian kelas, yakni metode penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki
persoalan-persoalan yang terjadi pada kelas tertentu, misalnya tentang motivasi
belajar, prestasi belajar siswa dalam suatu kompetesi dasar.
Berdasarkan tujuan tersebut, seseorang diharpakan dapat memilih
metode yang tepat beserta teknik pengambilan data dan teknik pengolahannya yang
relevan. Metode adalah prosedur atau tata cara yang ditempuh dalam mencapai
tujuan tertentu, sedangkan teknik adalah cara spesifik dalam memecahkan suatu
masalah yang dijumpai ketika melaksanakan prosedur penelitian.
Jadi, teknik merupakan bagian dari suatu metode yang juga bisa
terdiri dari beberapa teknik, misalnya teknik studi pustaka, teknik wawancara,
dan teknik angket.
12.
Deskripsi dan
Pembahasan Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian merupakan sorotan objektif penulis
terhadap hasil-hasil penelitiannya. Tolak ukurnya dikembalikan kepada hipotesis
dan metode pengolahan data yang telah dirumuskan dalam langkah-langkkah
pendahuluan. Tujuan dari tahap ini adalah membandingkan hasil-hasil yang
diperoleh dari penelitian dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Secara
sistematik dan terarah, data yang telah dikumpulkan itundiolah, di
deskripsikan, dibandingkan, dan di evaluasi, dan seluruhnya diarahkan pada
sebuah penarikan kesimpulan, apakah data itu mendukung atau menolak hipotesis
yang telah dirumuskan.
Data yang ditempatkan dalam bagian pembahasan adalah data yang
sudah diolah. Data mentah dan langkah-langkah pengolahan data sebaiknya ditulis
dalam lampiran. Dalam bagian analisis, penulis perlu menggunakan
argumen-argumen yang telah dikemukakan dalam kerangka teoritis. Pembahasan data
dapat diibaratkan dengan sebuah pisau daging, apabila pisau daging itu tajam
maka akan baik pula sayatan daging yang akan dihasilkan. Namun, jika tumpul,
sayatan daging itu pun akan acak-acakan, penuh cacat. Demikian halnya dengan
pembahasan data, apabila argumen-argumen yang dikemukakan penulis lemah dan
data yang digunakannya tidak lengkap, pemecahan masalah yang dihasilkannya pin
akan jauh yang diharapkan.
13.
Kesimpilan dan
Saran
Proses pengujian hipotesis yang dikemukakan sebelumnya kemudian
dikembangkan menjadi kesimpulan
penelitian yang ditempatkan dalam bab tersendiri. Kesimpulan penelitian
merupakan pemaknaan kembali atau sebagai sintesis dari keseluruhan unsur
penelitian yang meliputi latar belakang dan perumusan masalah, kerangka
teoritis yang tercangkup didalamnya adalah hipotesis, metodologi penelitian,
dan penemuan penelitian. Kesimpulan merupakan kajian terpadu yang meletakkan
berbagai unsur penelitian dalam perspektif yang menyeluruh. Untuk itu, perlu
diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari unsur-unsur
diatas dengan meletakkannya dalam kerangka yang mengarah pada kesimpulan.
14.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis, baik itu yang berupa
buku, artikel jurnal, dokumen resmi, maupun sumber-sumber lain dari internet.
Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum didalam karya ilmiah harus
dicantumkan didalam daftar pustaka. Sebaliknya, sumber-sumber yang pernah
dibaca oleh penulis, tetapi tidak pernah digunakan didalam penulisan karya
ilmiah itu, tidak boleh dicantumkan didalam daftar pustaka.
15.
Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran yang berisi semua dokumen yang digunakan atau
menjadi bukti lain yang menjadi bukti atas proses didalam penulisan karya
ilmiah. Misalnya, lembar angket dan foto-foto kegiatan.
16.
Daftar Riwayat
Hidup
Riwayat hidup penulis dibuat dengan gaya butir per butir dan dapat
pula dibuat dengan gaya esai padat. Hal yang dikemukakan dalam daftar riwayat
hidup meliputi nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, riwaya
pendidikan, kursus atau pelatihan yang pernah diikuti, karya-karya yang
dihasilkan, dan pengalaman berorganisasi, dan foto penulis.
Contoh:
Dheni Framulyono, lahir 17 Agustus 1945 di Tonggoh/Subang, Jawa
barat. Menamatkan SMP di Muara Angke (1961) dan SMA Balik Papan (1965), tamat
Sekolah tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan, jurusan Pendidikan Guru Sekolah dasar.
Jenis-Jenis Karya Ilmiah
Karya ilmia tidak selalu identik dengan hasil penelitian. Hasil
penelitian merupakan salah satu jenis dari karya ilmiah. Apabila merujuk pada
pengertian dan ciri-ciri diatas, akan banyak sekali ragam tulisan yang
berkategori karya ilmiah. Namun demikian, secara umum karya ilmiah terbagi
kedalam jenis-jenis berikut.
1.
Artikel
Artikel merupakan karya tulis yang dimuat didalam surat kabar,
majalah, jurnal, ataupun buku bunga rampai. Isinya menyajikan pembahasan
tentang tema tertentu ataupun hasil penelitian. Bentuk penyajian artikel pada
umumnya terbagi kedalam dua jenis, yakni
bersifat populer dan formal.
a.
Artikel populer
terdapat dalam surat kabar dan majalah. Sesuai dengan namanya, format
penyajiannya tidak kaku, tidak tegas antara bagian pembuka, isi, dan
penutupnya. Bahasanya pun bersifat populer, cenderung menggunakan kata-kata
yang biasa digunakan oleh masyarakat pada umumnya.
b.
Artikel formal
terdapat dalam jurnal. Format penyajiannya terikat oleh ketentuan-ketentuan
baku, seperti adanya abstrak, kata-kata kunci, dan daftar pustaka atau catatn
kaki. Bagian isi dinyatakan dalam beberapa bab secra tegas antara bab
pembuka/pendahuluan, bab isi. Dan babpenutup. Bahasan yang digunakannya
bersifat teknis. Banyak istilah ilmiah yang digunakan didalamnya.
2.
Laporan
Laporan adalah suatu cara komunikasi dari penulis untuk
menyampaikan hal-hal penting kepada seseorang atau suatu badan hukum sehubungan
dengan tugas yang dibebankan kepadanya. Pembuatan laporan sangatlah perlu,
terutama dalam kaitannya dengan penyusunan kebijakan-kebijakan, seperti
berikut.
a)
Mengatasi suatu
masalah,
b)
Mengambil suatu
keputusan yang lebih efektif,
c)
Mengetahui
kemajuan dan perkembangan suatu masalah,
d)
Mengadakan
pengawasan dan perbaikan, serta
e)
Menemukan
teknik-teknik baru.
Menurut isinya, sebuah laporan dapat berupa laporan buku, lapooran
wawancara, laporan diskusi, laporan perjalanan, laporan pengamatan, laporan
peristiwa, dan laporan penelitian.
Laporan disajikan dalam bundelan naskah tersendiri, dapat pula
dinyatakan didalam tulisan seperti artikel yang dimuat didalam media massa,
seperti koran ataupun majalah.
3.
Makalah
Makalah adalah karya ilmiah yang membahas suatu persoalan dengan
pemecahan yang didasarkan pada hasil kajian literatur atau kajian lapangan.
Makalah biasanya disusun untuk pertemuan-pertemuan ilmiah, sperti simposium,
seminar, atau lokakarya. Makalah sering uag disebut paper, yakni tugas tertulis pada suatu mata perkuliahan/pelajaran,
yang penyusunannya bisa berupa hasil kajian lapangan, dikenal pula istilah kertas kerja, yakni jenis makalah yang
disusun oleh seorang pejabat yang dibawakannya dalam suatu pertemuan.
Di lingkungan perguruan tinggi, makalah merupakan karya ilmiah yang
tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan tertentu, Makalah merupakan satu
syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan.
Makalah memiliki karakteristik sebagai berikut.
a.
Merupakan hasi
kajian pustaka dan atau laporan pelaksanaan suatu kegiatan lapangan yang sesuai
dengan cakupan permasalahan suatu perkuliahan.
b.
Mengilustarikan
pemahaman mahasiswa tentang permasalahan teoritis yang dikaji atau kemampuan
mahasiswa dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan
dengan perkuliahan.
c.
Menunjukkan
kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap isi dari berbagai sumber yang digunakan.
d.
Mendemonstarikan
kemampuan mahasiswa dalam meramu berbagai sumber informasi ddalam satu kesatuan
sintesis yang utuh.
Dalam hal ini, makalah terbagi ke dalam dua jenis, yaitu makalah
biasa (common paper ).
a.
Makalah biasa
dibuat untuk menunjukkan pemahamannya terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam
makalah ini secara deskriptif, penulis mengemukakan berbagai aliran atau
pandangan tentang masalah yang dikaji. Ia juga memberikan pendapat, baik berupa
kritik maupun saran mengenai aliran atau pendapat yang dikemukakan. Dalam
makalah ini penulis tidak perlu memihak salah satu aliran atau pendapat
tertentu dan beragumentasi untuk mempertahankan pendapat tersebut.
b.
Makalah posisi
dibuat untuk menunjukkan posisi teoritik seorang penulis (mahasiswa) dalam
suatu kajian. Mahasiswa yang bersangkutan dituntut tidak hanya menunjukkan
penguasaan terhadap suatu teori atau pandangan tertentu saja, tetapi juga harus
menunjukkan sikapnya dalam sudut pandang keilmuan disertai dengan alasan yang
didukung oleh teori dan atau data yang relevan. Dalam menyusun makalah posisi,
mahasiswa harus mempelajari berbagai sumber tentang aliran dan pendapat
tertentu, dari sudut pandangan yang berbeda- beda dan bahkan mungkin dari yang
saling bertentangan. Dalam bahasannya, mahasiswa dapat memihak pada salah satu
aliran atau dapat membuat suatu sintesis dari berbagai pendapat yang ada.
Dengan demikian, untuk membuat makalah posisi, mahasiswa dituntut memiliki
kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi yang baik.
Makalah biasa dan makalah posisi masing – masing terdiri atas
pendahuluan,dan kesimpulan.
a.
Pendahuluan
Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas yang meliputi
latar belakang masalah, perumusan masalah, prosedur pemecahan masalah, dan
sistematika pembahasan.
b.
Isi
Bagian ini memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam
mengeksplorasi jawaban terhadap masalah yang diajukan, yang dilengkapi oleh
data pendukung serta argumen – argumen yang berlandaskan pandangan pakar dan
teori yang relevan. Bagian ini boleh saja terdiri atas lebih dari satu bagian.
c.
Kesimpulan
Bagian merupakan kesimpulan dan bukan ringkasan isi. Kesimpulan
adalah makna yang diberikan penulis terhadap hasil diskusi / uraian yang telah
dibuatnya pada bagian isi. Dalam mengambil kesimpulan tersebut, penulis makalah
harus mengacu kembali ke permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan.
4.
Skripsi
Skripsi adalah karys tulis ilmiah seorang mahasiswa dalam
menyelesaikan program sarjana (S-1). Skripsi menggambarkan kemampuan akademik
mahasiswa dalam merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan penelitian
pendidikan bidang studi atau penelitian yang berkenaan dengan masalah dalam
bidang studinya.
Skiripsi mempunyai
karakteristik sebagai berikut .
a.
Skripsi
difokuskan pada eksploritas permasalahan dan atau pemecahan masalah bidang
tertentu sesuai dengan jurusan penulisanya.
b.
Skripsi ditulis
berdasarkan hasil pengamatan dan observasi lapangan dan atau penelaahan
kepustkaan.
5.
Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah seorang studi mahasiswa dalam
menyelesaikan program magister ( S-2). Tesis melukiskan kemampuan akademik
dalam merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan penelitian pendidikan.
Tesis memiliki karakteristik sebagai berikut.
a.
Berfokus pada
kajian satu isu sentral dalam satu displin ilmu, sesuai dengan program studi
yang ditempuh oleh mahasiswa tersebut.
b.
Merupakan
pengujian empirik terhadap posisi teoretik tertentu dalam disiplin ilmu yang
dipelajari.
c.
Menggunakan
data primer ( data yang dikumpulkan dari lapangan untuk penelitian (lapangan)
sebagai data utama dan dapat ditunjang oleh data sekunder. Untuk penelitian bibliografi, digunakan
sumber otentik.
6.
Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah akhir studi mahasiswa dalam
menyelesaikan program doktor (S-3). Disertasi menggambarkan kemampuan akademik
dalam merancang, dan menyusun laporan penelitian yang berhubungan dengan temuan
baru dalam satu disiplin ilmu. Disertasi disusun dan dipertahankan dalam ujian
sidang untuk memperoleh gelar doktor.
Disertasi memiliki karakteristik sebagai berikut.
a.
Berfokus pada
kajian mengenai satu disiplin tertentu sesuai dengan bidang studi yang
dipelajari.
b.
Kajiannya
bersifat mendalam dan berfokus pada penemuan yang baru dalam disiplin ilmu yang
dipelajari.
c.
Disertasi dapat
berupa pengujian terhadap teori yang telah ada, pengembangan teori dan
prinsip-prinsip baru,atau pengembangan model baru yang diuji di lapangan, dan
bila diperlukan dapat ditunjang oleh data sekunder.
The Best Baccarat Apps for 2021 - febcasino.com
BalasHapusBaccarat Baccarat has become 메리트 카지노 주소 an exciting game that allows you to enjoy the most exciting kadangpintar baccarat in the world, with the most extensive 바카라 사이트 collection of